Jumat, 27 Desember 2013

Pengelolaan Kelas



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru sebaiknya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar yang baik. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan dalam mengelola kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling tergantung. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional sangat bergantung pada kemampuan mengelola kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.
Jadi pengelolaan kelas merupakan rangkaian tingkah laku kompleks yang digunakan oleh guru untuk memelihara suasana kelas sehingga memungkinkan murid belajar dengan hasil yang efisien dan berkualitas tinggi. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat utama untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Pengelolaan kelas dapat dianggap sebagai tugas yang paling pokok dan sekaligus paling sulit yang harus dilakukan oleh guru.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pengelolaan kelas ?
2.      Apa saja tujuan pengelolaan kelas ?
3.      Apa saja masalah pengelolaan kelas dan bagaimana cara menghadapi masalah pengelolaan kelas ?
  1. Apa saja prinsip –prinsip pengelolaan kelas ?
  2. Apa saja keterampilan pengelolaan kelas ?
  3. Apa saja masalah pengelolaan kelas ?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
  2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas.
  3. Untuk mengetahui masalah pengelolaan kelas dan cara menghadapi masalah pengelolaan kelas.
  4. Untuk mengetahui apa saja prinsip –prinsip dari pengelolaan kelas.
  5. Untuk mengetahui keterampilan pengelolaan kelas.
  6. Untuk mengetahui masalah pengelolaan kelas.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
 Mendengar istilah pengelolaan kelas menimbulkan berbagai persepsi di setiap pihak terkait, sehingga bemacam – macam definisi dan pengertian pun bermunculan. Namun, berbagai definisi – definisi yang berbeda tersebut bukan dimaksudkan untuk mempersulit arti dan makna pengelolaan kelas, akan tetapi justru akan menambah kejelasan arti pengelolaan kelas itu sendiri. Sebelum menuju kepada pengertian pengelolaan kelas, akan dibahas dahulu mengenai pengertian pengelolaan dan kelas. Berdasarkan asal katanya, Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management” asal kata dari Bahasa Inggris yang diindonesiakan menjadi “manajemen” atau menejemen. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia (1958:412), disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Dilihat dari asal kata “manajemen” dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain. Sedangkan pengertian dari kelas yaitu, Kelas ini dapat kita sebut juga sebagai rumah guru dan murid dengan kondisi fisik yang nyaman dan terdapat fasilitas – fasilitas yang menunjang setiap kegiatan pembelajaran. Kelas merupakan bagian atau unit sekolah terkecil. Penggunaan istilah “Unit” mengandung suatu pengertian bahwa kelas mempunyai ciri yang khusus dan spesifik, maksudnya setiap kelas akan memiliki suasana yang berbeda atau kondisi yang berbeda satu sama lain. Kelas yang ideal seharusnya dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya yakni guru dan siswa, misalnya dengan adanya meja dan kursi yang memadai untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar serta memanfaatkan media yang ada sesuai dengan suasan dan kondisi dimana kegiatan belajar mengajar juga dapat di laksanakan di luar ruangan yang juga dapat disebut kelas.
Menurut Manulang (1982) pengelolaan diartikan seni dan ilmu perancangan, pengorganisasian, penyusunan/pengarahan atau pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian kelas menurut Hamalik (1987) yaitu sekelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru. Menurut Djamarah dan Zain (1996), kelas memilki arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, kelas berarti ruangan yang dibatasi empat dinding tempat sejumlah siswa  berkumpul untuk mengikuti  proses belajar mengajar. Kemudian dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil sebagai masyarakat sekolah sebagai suatu kesatuan yang diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan.
Menurut Suharsimi (1988), pengelolaan kelas berarti suatu usaha yang dilaksanakan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar tercapainya suatu kondisi optimal sehingga terlaksana kegiatan belajar mengajar dapat tercapai seperti yang diharapkan.
Mengajar dapat diartikan suatu proses yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswanya. Dalam mengajar lebih pada pengembangan aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat perhatian. Dalam mengajar yang aktif guru, sedangkan siswa berperan sebagai obyek. Hal ini berbeda dengan konsep pembelajaran. Pembelajaran yang kata dasarnya belajar dapat diartikan adanya perubahan pada diri individu baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya atas usaha sendiri. Dengan demikian pembelajaran berarti suatu proses yang mengusahakan agar terjadi perubahan pada diri individu baik ospek kognitif, efektif, ataupun psikomotornya atas kehendak sendiri.  
2.2 Tujuan pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan, karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun fikiran dirasakan. Guru sadar tanpa pengelolaan kelas dengan baik maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam –macam kegiatan, belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosial dan intelektual dalam kelas.  Suharimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien, menurutnya dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
·      Setiap anak terus bekerja, tidak macet artinya anak yang terhenti karena tidak tahu, ada tugas yang harus dilakukan.
·      Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
2.3 Masalah Pengelolaan Kelas dan Cara Menghadapi Masalah Pengelolaan Kelas
Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas. Guru-guru harus mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat. Amat sering terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat pengajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya. Misalnya, seorang guru berusaha membuat penyajian pelajaran lebih menarik agar siswa yang sering tidak masuk menjadi lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal siswa tersebut tidak senang berada di kelas itu karena dia merasa tidak diterima oleh kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja tidak tepat. “membuat pelajaran lebih menarik” adalah permasalahan pengajaran, sedangkan “diterima atau tidak diterima oleh kawan” adalah permasalahan pengelolaan. Masalah pengajaran harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.
2.4 Prinsip –prinsip Pengeloan Kelas
Di antara prinsip – prinsip pengelolaan kelas tersebut adalah :
·         Hangat dan Antusias.
·         Tantangan.
·         Bervariasi
·         Keluwesan
·         Pendekatan pada hal – hal yang positif.
·         Penanaman disiplin diri.

2.5 Ketrampilan Pengelolaan Kelas
Keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
·      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, terdiri dari ketrampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok.
·      Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap ganguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Dalam menanggapi setiap masalah anak didik dalam kelas guru dapat menggunakan strategi untuktindakan perhatian terhadap tingkah laku anak didik strategi itu adalah :
·      Modefikasi tingkah laku.
·      Pendekatan pemecahan masalah kelompok.
·      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
2.6 Masalah Pengelolaan Kelas
Pada prakteknya pengelolaan kelas akan menemui masalah, menurut sifatnya masalah yang ditemui dapat di bagi menjadi 2 katagori :
1.      Masalah Perorangan
Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.
2.      Masalah Kelompok
Dikenal adanya tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:
1.      Kekurang-kompakan
2.      Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok
3.      Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok
4.      Penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang
5.      Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan orang (anggota) lainnya saja
6.      Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes
7.      Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
Kekurang kompakan kelompok ditandai dengan adanya kekurang cocokkan (konflik) diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini. Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan beriklim tidak sehat yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak saling bantu membantu.
Reaksi negatif terhadap anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar yang dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok atau anggota kelompok yang menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap “menyimpang” ini kemudian “dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti kemauan kelompok.
Masalah kelompok anak timbul dari kelompok itu mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya. Dalam hal ini kelompok itu mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kelancaran kegiatan kelompok itu. Contoh yang sering terjadi ialah para siswa menolak untuk melakukan karena mereka beranggapan guru tidak adil. Jika hal ini terjadi, maka suasana diwarnai oleh ketidaktentuan dan kekhawatiran.
Masalah kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja. Pada umumnya protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Pengeloaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang tidak pernah di tinggalkan guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya.
Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam –macam kegiatan, belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosial dan intelektual dalamkelas. Di antara prinsip – prinsip pengelolaan kelas tersebut adalah :
·         Hangat dan Antusias.
·         Tantangan.
·         Bervariasi
·         Keluwesan
·         Pendekatan pada hal – hal yang positif.
·         Penanaman Disiplin Diri
Saran
Agar terciptanya suasana belajar yang intensif, perlu diperhatikan pengaturan, penataan ruang kelas, belajar penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Jadi sebagai seorang calon guru kita perlu belajar tata cara pengelolaan ruang kelas untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar